Senin, 05 Maret 2012

ALAM GHAIB..HIIIIIIIII...TAKUT..



بسم الله الرحمن الرحيم

MALAIKAT, JIN, IBLIS DAN SYETAN

Malaikat
Menurut Bahasa
Ibnu Manzhur menyebutkan dalam Lisanul Arab, bahwa “al-malak” adalah bentuk tunggal dari “al-malaikah” atau “al-malaik”.[1] Demikian pula yang tersebut dalam berbagai kamus.[2]
Imam Al-Kasa’i berkata,”lafadz “malaikat” adalah berasal dari kata “ma’lakah”, dengan didahulukannya hamzah dari kata “al-aluk” yang berarti risalah. Kemudian dibalik dan didahulukan huruf laam maka dikatakan “mal’kun”.”[3]
Imam al-Laits berkata,””al-Malak” adalah bentuk tunggal dari kata “al-malaikat”. Ia merupakan takhfif (lafadz ringan) dari kata al-mal’aku, yaitu bentuk maf’al dari “al-aluuk”.”[4]
Imam Ibnu manzhur menyebutkan kata al-malakah adalah al-malak, karena ia menyampaikan risalah. Huruf hamzah dibuang dan huruf laam sukun sebelumnya diberi harakat (fathah). Bentuk jama’nya adalah al-malaikah, dijama’ dengan jama’ yang sempurna dan ditambahi haa untuk menunjukkan ta’nits (bentuk kata perempuan). Allah swt berfirman:
((وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَآئِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ ))
            Artinya,” Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hri itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka. (QS. al-Haaqqah (69): 17)”[5]. Seperti ini pula ta’rif dalam kamus yang lain.[6]

Menurut Istilah
Al-Hafidz Hikami berkata,”Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang mulia yang diciptakan dari nur (cahaya), makhluk yang suci, bukan laki-laki dan bukan pula perempuan, sebagai duta antara Allah dan rasul-Nya, selalu ta’at kepada-Nya dan tidak bermaksiat kepada-Nya.”[7]
Syaikh Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani berkata,”Makhluk yang ghaib dari kita, berbadan cahaya yang lembut, biasanya tidak terlihat, bisa berujud siapapun yang dapat terlihat dari kalangan manusia, memilki kekuatan yang luar biasa, tidak terbatas, dekat kepada Allah, ta’at dan tidak bermaksiat kepda-Nya serta melaksanakan segakla yang diperintahkan-Nya, tidak berkeluh kesah, tidak makan dan tidak minum, hanyasanya mereka adalah hamba-hamba Allah yang mulia, membawa risalah dari-Nya di alam semesta, menyampaikan tugas sesui dengan kemampuan mereka atas kehendak Allah I[8]

Hakikat dan Sifat Malaikat
Manusia tidak dapat memberikan ta’rif dari hakikat malaikat, melainkan dari apa yang sudah ada keterangannya dari Rasulullah. Diantara sifat-sifat malaikat adalah sebagai berikut;[9]
1.        Malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari cahaya
Sebagaiman yang pernah disabdakan oleh baginda Rasulullah r :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( خُلِقَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ ))
            Artinya, “A’isyah ra berkata, Rasulullah saw berabda,”Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disifati kepada kalian (air mani).”(HR Muslim dalam kitab Ad Dala’il dan Ahmad)[10]
            Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam tidak menjelaskan kepada kita, dari jenis cahaya apa mereka dicptakan. Sehingga kita tidaka dapat mengetahui lebih dalam dan lebih pasti tentang maslaah tersebut. Karena hal tersebut termasuk perkara ghaib dan tidak ada keterangan yang lebih jelas, selain dari hadits tersebut.
            Adapun yang diriwayatkan dari Ikrimah, bahwa ia telah berkata:
((خُلِقَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورِ الْعِزَّةِ وَخُلِقَ إِبْلِيْسُ مِنْ نَارِ الْعِزَّةِ ))
            Artinya, “Malaikat itu diciptakan dari Nur (cahaya) al-Izzah (keagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala) dan Iblis diciptakan dari Nar (api) al-Izzah (keagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala).”
            Riwayat lain, dari Abdullah bin Amru berkata:
(( خَلَقَ اللهُ الْمَلَائِكَةَ مِنْ نُورِ الذِّرَاعَبْنِ وَالصَّدْرِ ))
            Artinya, “Malaikat dicptakan dari cahaya kedua hasta dan dada-Nya (Allah Subhanahu wa Ta'ala).”[11]
            Syaikh al-Albani berkata, “Riwayat tersebut merupakan riwayat Israiliyyat dan tidak boleh untuk dijadikan dalil, karena tidak berasal dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam.”[12]
            Kedua riwayat ini tidak bisa diterima. Andaikata keterangan itu benar berasal dari mereka, maka mereka itu bukan orang yang maksum (terjaga dari kesalahan). Barangkali mereka mengambil dari kisah Israiliyat.[13]
            Kita tidak mengetahui secara pasti, kapan mereka diciptakan. Karena Allah swt tidak memberitahukan hal tersebut kepada kita. Akan tetapi mereka diciptakan lebih dahulu sebelum penciptaan Nabi Adam as, bapak seluruh manusia. Di al-qur’an dijelaskan, bahwa ketika Allah akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini, Dia memanggil para Malaikat dan menjelaskan kepada mereka maksud dari penciptaan itu.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلُُ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ {30}
            Artinya, “Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat:"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau". Rabbberfirman:"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. 2:30)
            Yang dimaksud dengan khalifah dalam ayat tersebut adalah Nabi Adam Alaihi Salam  dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kepada para Malaikat agar sujud kepada Nabi Adam Alaihi Salam, sebagaimana firman-Nya:
(( فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُوْحِي فَقَعُوْا لَهُ سَاجِدِيْنَ ))
            Artinya, “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud. (QS. al-Hjrv(15): 29)[14]
2.        Bahwa malaikat terkadang hanya dalam maknanya saja tanpa bisa kita lihat.
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَبُو سَلَمَةَ إِنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا يَا عَائِشَ هَذَا جِبْرِيلُ يُقْرِئُكِ السَّلَامَ فَقُلْتُ وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ تَرَى مَا لَا أَرَى تُرِيدُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
         Artinya: “Dari ibnu Syihab, Abu Salamah berkata,”Sesungguhnya A’isyah ra berkata Rasulullah saw (pada suatu hari) bersabda,”Wahai yang hidup, ini adalah Jibril, dia membacakan salam kepadamu.” Maka aku katakan,”Keselamtan atasnya, rahmat Allah dan barakah-Nya. Dia melihat apa yang tidak aku lihat.”[15]
3.        Bahwa malaikat mampu untuk menyerupai dengan sesuatu, dan berbentuk manusia.
            Disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, bahwa Malaikat mampu menyerupai manusia. Diantaranya yaitu bahwa malaikat Jibril mendatangi majlis Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam dan lain sebagainya, sebagaiaman berikut;
a.       Berujud orang yang tidak diketahui dan digambarkan seolah ia tidak tahu
Ø   Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam hadits Abu Hurairah Radliyallahu Anhu dalam riwayat al-Bukhari dan dari Umar bin Khaththab dalam riwayat Muslim (hadits masyhur)
عَنْ عُمَرَ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِيمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ السَّاعَةِ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ
            Artinya, “Umar bin al-Khaththab berkata “Tatkala……...[16]
Ø  Kisah turunnya Jibril kepada Maryam
            Sebagaimana yang tersebut dalam Al-Qur’an:
 فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَآ إِلَيْهَا  رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا {17} قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَـنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا {18} قَالَ إِنَّمَآ أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لأَهَبَ لَكِ غُلاَمًا زَكِيًّا {19}
            Artinya, “Maka ia mengadakan tabir (yang malindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. * Maryam berkata:"Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa". * Ia (Jibril) berkata:"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". (QS. Maryam (19): 17-19)
b.      Berupa manusia yang pandai
            Dalam ahal ini adalah banyak adanya, seperti dalam rupa Dihayyahj al-Kalbi (salh satu sahabat Rasulullah saw) yang dia adalah seorang yang wasim.
            Demikian pula yang jelas disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur’an, diantaranya;
-          kisah tamu Ibrahim
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ {24} إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلاَمًا قَالَ سَلاَمٌ قَوْمٌ مُّنكَرُونَ {25} فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَآءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ {26} فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلاَ تَأْكُلُونَ {27}
            Artinya, “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan * (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan:"Salaman", Ibrahim menjawab:"salamun" (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. * (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan:"Salaman", Ibrahim menjawab:"salamun" (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. * lalu dihidangkannya kepada mereka.Ibrahim berkata:"Silahkan kamu makan". (QS. Adz-Dzariyat (51): 24-27)
-                                        kisah malaikat yang datang kepada nabi Luth
 وَلَمَّا جَآءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِىءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ {77} وَجَآءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِن قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَاقَوْمِ هَاؤُلآءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللهَ وَلاَتُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنكُمْ رَجُلٌ رَّشِيدٌ {78}
            Artinya, “Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata :"Ini adalah hari yang amat sulit. Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata:"Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal." (QS. Hud (11): 77-78)
-                                        kisah dua malaikat yang mendekat ke mihrabnya nabi Hud
وَهَلْ أَتَاكَ نَبَؤُا الْخَصْمِ إِذْ تَسَوَّرُوا الْمِحْرَابَ {21} إِذْ دَخَلُوا عَلَى دَاوُدَ فَفَزِعَ مِنْهُمْ قَالُوا لاَتَخَفْ خَصْمَانِ بَغَى بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ فَاحْكُم بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَلاَتُشْطِطْ وَاهْدِنَآ إِلَى سَوَآءِ الصِّرَاطِ {22}
            Artinya, “Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar. Ketika mereka masuk(menemui) Daud lalu ia terkejut karena (kedatangan) mereka.Mereka berkata :"Janganlah kamu merasa takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus.” (QS. Shaad (38):21-22)

4.        Malaikat memiliki kemampuan yang luar biasa
Di dalam al-Qur’an disebutkan sesuai dengan taqdir Allah
a.       Dengan jumlah mereka yang sedikit, dapat membawa ‘arsy ar- Rahman
Sebagaimana firman-Nya: dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. (QS. 69:16) Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hri itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka. (QS. Al-Haaqqah (69):17)
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِ مِائَةِ عَامٍ
Dari Jabir bin Abdullah ra, dari Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam HR  Abu Daud no. 4560 dan Adh Dhiya’. Tersebut dalam Misykatul Mashabih no. 5728 dengan sanad shahih.
b.       
5.      Diantara sifat mereka juga adalah taat kepada Allah
6.      Diantara sifat mereka juga adalah dekat kepada Allah
7.      Diantara sifat mereka juga adalah hamba-hamba Allah yang mulia dan tidak berkeluh kesah
8.      Bahwa Allah menjadikan dari mereka para Rasul untuk tegaknya penyampaian syariat bagi paera Nabi
9.      Diantara sifat mereka juga adalah mampu naik dan turun anatara lanagit dan bumi tanpaa lelah dan menabrak
10.  Diantara sifat mereka juga adalah takut kepada Allah.
11.  Diantara sifat mereka juga adalah bahwa mereka telah ada sebelum Allah menciptakan manusia.
12.  Diantara sifat mereka juga adalah diantara mereka ada yang memiliki sayap; dua, tiga, empat atau lebih dari itu.

Cara beriman kepada Malaikat
            Imam al-Baihaqi menyebutkan dalam Syu’abul Iman, “Beriman kepada malaikat itu memiliki beberapa makna, diantaranya yaitu;
Pertama, Membenarkan dan meyakini keberadaan mereka (eksistensinya).
Kedua, Memposisikan mereka sesuai dengan peranannya. Yaitu dengan menetapkan, bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah kepada-Nya sebagaimana manusia dan jin.
            Mereka tidak mempunyai kemampuan, melainkan yang telah Allah berikan kepada mereka. Kematian bagia mereka adalah sesuatu yang mungkin, akan tetapi Allah memberikan usia kepada mereka yang sangat panjang. Allah tidak akan mewafatkan mereka, melainkan pada waktu yang telah ditetapkan.
            Tidak boleh mensifati mereka dengan sifat yang dapat menjadikannya sekutu bagi Allah. Tidak boleh meyakini mereka sebagai Rabb yang mesti disembah, sebagaimana anggapan orang-orang terdahulu.
Ketiga, Meyakinin, bahwa diantara mereka ada yang menjadi Rasul (perentara, pesuruh) yang diutus mendatangi manusia atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala dan ada juga yang diutus untuk menyampaikan pesan Allah pada sesama Malaikat. Neyakini, bahwa diantara mereka ada yang memikul Arys Allah, berbaris, menjaga Jannah, menjaga Neraka, mencatat amal, menarik dan mengatur awan serta tugas-tugas lainnya. Semua itu telah dijelaskan di dsalam nash-nash al-qur’an.”[17]
 Nama Malaikat dan Tugas  Mereka[18]
1.      Malaikat Jibril as, ar-ruh al-amin.
Bertugas untuk menyampaikan wahyu.
-          QS. Al-Baaqarah: 97
(( قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ ))
Artinya: “Katakanlah:"Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur'an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. 16:102)
-          QS. Asy-Syu’ara: 193
(( نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ اْلأَمِينُ ))
Artinya, “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).” (QS. 26:193)
-          QS. An-Nahl: 102
(( قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ ))
Artinya: “Katakanlah: Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur'an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. 16:102)
-          QS. An-Najm: 4-9
 (( إِنْ هُوَ إِلاَّوَحْيٌ يُوحَى {4} عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى {5} ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى {6} وَهُوَ بِاْلأُفُقِ اْلأَعْلَى {7} ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى {8} فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى {9}))
            Artinya, “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)* yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, * Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. * sedang dia berada di ufuk yang tinggi. * Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, * maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).” (QS. 53: 4-9)
            Ibnu Mas’ud berkata, “ar-Ruh berada di langit ke empat, adaah seutama-utamanya langit dan gunung. Dintara Malaikat setiap harinya bertasbih sebanyak 12.000 kali.”[19]
2.      Malaikat Mikail
      Bertanggung jawab tentang hujan, memiliki tempat yang tinggi dan yang mengatur angin serta hisab. Membawa Arsy, meniup sangkakala sebanyak tiga kali; tiupan pada saat faza’, shaiq dan ba’ats.
3.      Malaikat Israfil as.
      Bertugas meniup sangkakala. Dia akan meniup tiga kali tiupan; tiupan ketika faza’, shaiq dan kebangkitan di hadapan Rabbul alamin.
4.      Malakul maut.
      Bertugas mencabut nyawa. Sedangkan penamaan Izrail adalah tidak dapat dibenarkan karena tidak ada riwayat yang marfu’ tentangnya dari dalil, baik al-qur’an maupun as-sunnah. [20] adapun berkenaan dengannya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam; QS. As-Sajdah: 11, al-Anm’am: 61, al-Anfal: 50, an-Nahl: 28-32 dan al-Waqi’ah: 83-96.
5.      Malaikat yang bertugas menjaga seorang hamba…
6.      Malaikat al-Kiraam al-Katibuun.Bertugas menjaga amalan seorang hamba, yang baik dan yang buruk.
7.      Malaikat Munkar dan Nakir.
      Mereka adalah Bertugas dalam alam kubur.
8.      Malaikat Ridhwan as.
      Bertugas menjaga Jannah
9.      Malaikat yang bertugas menyampaikan berita gembira bagi kaum mukminin.
10.  Malaikat yang bertugas menjaga Neraka Jahannam.
11.  Malaikat yang bertugas meniupkan ruh di rahim…
12.  Malaikat yang bertugas membawa ‘Arsy.
13.  Malaikat yang bertugas siyahun, mengikuti majlis-majlis dzikir.
14.  Malaikat yang bertugas menjaga gunung.
15.  Malaikat yang bertugas mengitari al-Bait al-Makmur.
16.  Malaikat yang berbaris dan tidak pernah putus, berdiri dan tak ruku’, ruku’ dan sujud tak mengangkat. QS. Al-Mudatsatsir: 31.
Jumlah malaikat
            Jumlah malaikat adalah sangat banyak dan tak ada yang mengetahuinya melainkan hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Penyebutan kata Malaikat
            Di dalam Al Qur’an tersebut lafadz malaikat di dalam 86 tempat; 13 tempat dengan kata malak, yaitu dalam bentuk mufrad (tunggal) dan 73 tempat dengan kata malaikat, yaitu dalam bentuk jama’ (plural).[21]
            Adapun yang berlafadz “malak” adalah terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut; al-An’am (6): 8 ada dua, 9 dan 50, Hud (11): 12, 31, Yusuf (12): 31, Al-Isra’(17): 95, Al-Furqan (25): 7, As-Sajdh (32): 11, An-Najm (53): 26, Al-Haaqqah (69): 17, Al-Fajr (89): 22.
            Sedang yang berlafadz “malaikah” adalah sebagai berikut; Al-Baqarah (2): 30, 31, 34, 98, 161, 177, 210, 248, 285, Ali Imaran (3): 18, 39, 42, 45, 80, 87, 124, 125, An-Nisa’ (4): 97, 166, 172, Al-An’am (6): 92, 111, 158, AlA’raf (7): 11, Al Anfal (8): 9, 12, 50, ArRa’d (13): 13, 23, Al Hijr (15): 7, 8, 28, 30, An Nahl (16): 2, 28, 32, 33, 49, Al-Isra’ (17): 40, 61, 92, 95, Al Kahfi (18): 50, Thaha (20): 116, Anbiya’ (21): 103, Al-Hajj (22): 75, Al Mu’minun (23): 24, Al Furqan (25): 21, 22, 25, Al Ahzab (33): 43, 56, Saba’ (34): 40, Fathir (35): 1, Ash Shaffaat (37): 150, Shaad (38): 71, 73, Az Zumar (39): 75, Fushshilat (41): 14, 30, Asy Syura (42): 5, Az Zukhruf (43): 53, 60, Muhammad (47): 27, An Najm (53): 27, At Tahrim (66): 4, 6, Al Ma’arij (70): 4,  Al Mudatstsir (74): 31, An Naba’ (78): 38, Al Qadar (97): 4.
           
Sifat Fisik Malaikat
            Pembahasan masalah ini banyak kami nukilkan dari kitab Alamul Malaikah, tulisan Dr. Umar Sulaiman Asyqar yang beliau paparkan sebagaimana keteranagan dari kitab dan hadits nabi r .[22] Allah swt telah menjelaskan mengenai sifat-sifat yang dimilii oleh Malaikat, sebagaimana yang tersebut dalam QS. At-Tahrim, ayat 6, sebagai berikut:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادُُ لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api naar yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. 66:6)
            Adapun yang banyak Allah sebutkan mengenai sifat-sifatnya, tidaklah semua malaikat disebut, melainkan hanya beberapa saja, diantaranya Malaikat Jibril dan Malaikat yang memikil Arsy.
1.      Malaikat Jibril
Dalam nash al-Quran maupun hadits, disebutkan bahwa Rasulullah r melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya sebanyak dua kali. Allah berfirman, " Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang." (QS. At-Takwir (81): 23)
Dalam ayat lain disebutkan, " Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (*) (yaitu) di Sidratil Muntaha. (*) Di dekatnya ada jannah tempat tinggal," (QS. An-Najm (53): 13-15)
Peristiwa ini terjadi ketika beliau menempuh perjalanan Isra dan Mi'raj. Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, A'isyah bertanya kepada Rasulullah r tentang kedua ayat tersebut, maka beliau pun menjawabnya, "Itu adalah Jibril, aku tidak pernah melihatnya dalam wujud aslinya kecuali dua kali. Aku melihatnya turun dari langit sehingga tubuhnya memenuhi antara langit dan bumi."[23]
Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya, dari Abdullah bin Mas'ud berkata, "Nabi Muhammad melihat Jibril dalam wujud aslinya, ia memiliki enam ratus sayap."[24]
Ibnu Mas'ud berkata entang firman Allah, " Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Rabbnya yang paling besar."(QS. 53:18)
"Maksudnya adalah Nabi melihat sayap yang terbentang berwarna hijau yang yang menutupi ufuq."[25]
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata, "Rasulullah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya. Ia memiliki enam ratus sayap, setiap sayap memenuhi ufuq. Dari sayapnya berjatuhan cahaya yang berwarna warni bagaikan kilauan intan permata." Ibnu Katsir menyebutkan bahwa sanad hasits ini jayyid (baik).[26]
Selain keterangan di atas, Allah swt menyebutkan mengenai sifat Malaikat Jibril, sebagaimana dalam firman-Nya, " asesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang bibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), (*) yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, (*) yang dita'ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. (QS. At-Takwir (81): 19-21)

2.      Malaikat yang memikul Arys
Adapun mengenai maliakat pemikul Arsy, disebutan oleh imam Abu Daud dalam sunannya dari sahabat Jabir bin Abdullah, Rasulullah r bersabda, "Aku diijinkan oleh Allah untuk menjelaskan sifat salah satu malaikat yang bertugas memikul Arsy. Sesunggunya panjang antara ujung telinga sampai pundaknya sejauh tujuh ratus tahun."[27] Ibnu Abi Hatim menambahkan bahwa jarak tersebut kalau ditempuh dengan kepakan sayap burung.[28]
Imam Tahabrani meriwayatkan dalam Mu'jam Ausat dengan sanad shahih, dari Anas bin Malik, Rasulullah r bersabda, "Aku diijinkan Allah swt untuk menjelaskan salah satu malaikat yang bertugas memikul Arsy. Kedua kakinya berada di bumi yang paling bawah dan kepalanya di atas Arsy. Sedang jarak antara ujung telinga sampai pundaknya sejauh terbangnya burung selama tujuh ratus tahun dan malaikat tersebut selalu berkata "Subhanaka Haitsu Kunta" (Maha Suci Engkau ya Allah, di mana saja Engkau berada)."[29]

3.      Melihat Malaikat
4.      Apakah terdapat kemiripan antara mereka dengan Manusia
5.      Malaikat bukan laki-laki ataupun perempuan
6.      Tidak makan dan tidak minum
7.      Perbedaan fisik dan derajat para Malaikat
8.      Sayap malaikat
9.      Mereka memiliki rupa yang indah
Kemampuan Malaikat
1.      Kemampuan berubah wujud
2.      Malaikat memiliki keecepatan yanhg sangat tinggi
3.      Ilmu para Malaikat
4.      Percakapan para Malaikat
5.      Disiplin dalam segala urusan
6.      Maksumnya para Malaikat
Hubungan Malaikat dengan orang-orang Mukmin
1.      Mencintai orang-orang Mukmin
2.      Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada seorang mukmin
3.      Mengucapkan shalawat kepada orang mukmin
      Adapun amalan yang mendapatkan shalawat dari Malaikat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Amalan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia
b.      Orang yang menunggu shalat jamaah
c.       Oranbg yang shalatnya dishaff pertama
d.      Orang yang suka menutupi celah-celah yang kosong dalam shaff
e.       Orang yang rajin bangun di waktu malam
f.       Orang yang mengucapkan shalawat kepada Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam
g.      Orang yang menengok orang sakit
4.      Mengaminkan doa orang mukmin
5.      Memohonkan ampunan untuk orang mukmin
6.      Menghadiri majlis-majlis ilmu dan halaqah-halaqah dzikir
7.      Mencatat orang yang hadir dalam shalat Jumat
8.      Malaikat siang dan Malaikat malam
9.      Menghampiri orang yang sedang membaca al-qur’an
10.  Menyampaikan salam kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam dari umatnya
11.  Memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin
12.  Malaikat dan mimpi
13.  Berperang bersama orang-orang mukmin
14.  Menjaga keselamatan rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam
15.  Menjaga dan menolong hamba-hamba shalih dari kesusahan yang menimpanya
16.  Menghadiri jenazah orang-orang  shalih
17.  Menaungi orang yang mati syahid dengan sayapnya
18.  Malaikat yang membawa tabut
19.  Menjaga Makkah dan Madinah dari Dajjal
20.  Para Malaikat membentangkan sayapnyan untuk melindungi Negeri Syam
21.  Pahala bagi orang yanmg bersama dengan Malaikat dalam beramal shalih (mengucapkan amiin)
Kewajiban seorang mukmin terhadap malaikat
1.      Tidak menyakiti mereka
            Para ulama dangat mengecam dengan keras keopada orang yang menghina Malaikat atau kepada orang yang berkata dengan perkataan yang mengandung unsur penghinaan kepada para Malaikat.
            Imam Sahnun (seorang ulama madzhab Maliki) pernah berkata:
(( مَنْ شَتَمَ مَلَكًا مِنَ اْلمَلاَئِكَةِ فَعَلَيْهِ اْلقَتْلُ ))
            Artinya, “Barangsiapa yang memaki salah seorang dari para Malaikat, maka ia wajib dibunuh.”[30]
            Imam al-Qadhi Said bin Sulaiman berkata:
(( مَنْ سَبَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ قُتِلَ ))
            Artinya, “Barangsiapa menghina Allah dan Malaikat-Nya, maka hendaknya ia dibunuh.”[31]
            Abu al-Hasan al-Qabasi berkata tentang orang yang mengatakan kepada orang lain, “Seolah-olah ia seperti Malikat Malik (penjaga Neraka) yang sedang marah.”, Kalau diketahui, bahwa ucapan tersebut bermaksud untuk menghina Malaikat, maka ia mesti dibunuh.”
            Imam al-Qadhi Iyadh berkomentaar terhadap fatwa tersebut, “Itu dilakukan terhadap orang yang berbicara (jelek) terhadap para malaikat yang jelas-jelas sudahditerangkan dalam al-qur’an dan as-sunnah serta ijma, seperti; Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Malik, penjaga Jannah, Penjaga Jahannam, az-Zabaniyyah, para Pemikul ary, Mungkar dan Nakir. Adapun mengenai Malaikat yang tidak dijelaskan secara tegas oleh dalil-dalil syari atau tidak terdapat kesepakatan, bahwa ia termasuk Malaikat, seperti Harut damn Marut maka hukumannya adalah tidak sama dengan yang tadi.”[32]
            Imam as-Suyuthi menukil perkataan imam al-Qurafi al-Maliki, “Ketahuilah, wajib bagi setiap yang mukallaf untuk mencintai dan mengagungkan para Nabi beserta keluarganya, demikian juga mencintai dan mengagungkan para Malaikat. Barangsiapa yang merendahkan derajat mereka (para Nabi dan Malaikat), maka ia telah kafir, baik merendahkannya dengan kata-kata yang jelas atau dengan kata-kata kiasan. Barangsiapa yang berkata dengan orang yang kasar, bengis dan dan kejam “Ia lebih kejam daipada Malaikat Malik yang menjaga Neraka” atau barangsiapa yang mengatakan kepada orang yang mukanya buruk dan menakutkan “Ia lebih seram daripada malaikat Mungkar dan Nakir”, maka orang yang mengatakan tersebut adalah kafir, sebab ia mengucapkan kata-kata tersebut untuk merendahkan orang lain karena kebengisannya dan keburukan wajahnya.”[33]
2.      Menjauhi Dosa dan Maksiat
3.      Para Malaikat Merasa Tersakiti dan Terganggu Sebagaimana manusia
4.      Larangan Meludah ke sebelah Kanan Ketika Shalat
5.      Mencintai Semua Malaikat
Hubungan malaikat dengan orang-orang kafir dan fasiq
1.      Menurunkan siksa bagi orang-orang kafir
2.      Membinasakan kaum nabi Luth as
3.      Melaknat orang-orang kafir
            Mereka tidak hanya melaknat orang-orang kafir saja, melainkan juga melaknat orang-orang yang melakukan perbuatan dosa, diantaranya adalah;
a.       Melaknat wanita yang tidak mau “melayani suaminya”
b.      Orang yang mengancam saudaranya dengan senjata tajam
c.       Orang yang mencaci para Shahabat Rasulullah ra
d.      Orang yang menghalangi penerapan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala
e.       Orang yang melindungi ahli bid’ah
f.       Orang-orang kafir meminta agar melihat Allah Subhanahu wa Ta'ala
           

            Harut dan Marut
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَاكَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِّنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآأُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولآ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَاهُم بِضَآرِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَالَهُ فيِ اْلأَخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ {102}
            Artinya, “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Merek mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaiu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. 2:102)
            Para ulama berselisih pendapat mengenai keduanya, kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa keduanya adalah Malaikat.[34] Sebagian yang lain mengatakan bahwa keduanya adalah manusia, sedang yang lain lagi mengatakan bahwa keduanya adalah syetan.
            Dari redaksi ayat tersebut, dijelaskan bahwa tujuan Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus kedua Malaikat itu adalah untuk menguji keimanan manusia. Dalam kitab-kitab tafsir dan tarikh, diceritakan tentang perjalanan keduanya yang dipenuhi dengan cerita-cerita janggal. Padahal cerita-cerita tersebut tidak ada landasannya dalam al-qur’an maupun as-sunnah,[35] maka untuk mengetahui keduanya Malaikat cukuplah hanya dengan menggunakan redaksi ayat tersebut.[36]
            Kebanyakan mufassir mengatakan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menguji manusia dengan mengutus kedua Malaikat tersebut. Keduanya mengajarkan sihr kepada manusia agar mereka menghindari dan menjauhinya, karena mengamalkannya adalah kufur. Barangsiapa yang mempelajari dan mengamalkannya, maka ia adalah kafir. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka ia adalah mukmin. Keduanya mengajarkan kepada orang yang meminta untuk mempelajarinya, lalu mengatakan kepada mereka, “Jangan mengamalkan ini, karena akan memisahkan antara seorang suami dan istri, janganlah berhayal begini, karena ia adalah sihr dan janganlah kalian kufur.”[37]
Jin
Menurut Bahasa
Jin menurut bahasa berasal dari lafadz ijtinan yang berarti istitar (sembunyi). Dari lafadz “jannahul lail ajannahu”, yaitu jika malam menutupinya segala sesuatu yang menutupi anda dikatakan “faqad janna anka”.
            Bayi yang ada adikandungan disebut janin, karena sembunyi di perut ibunya.
(QS. An Najm: 32)
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ اْلإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلاَّ اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ اْلأَرْضِ وَإِذْ أَنتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلاَ تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى {32}
Artinya, “(yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunanNya.Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci.Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.” (QS. an-Najm (53): 32)
Mereka sembunyi dan tak terlihat manusia sehingga disebut jin.(Al A’raf: 27)[38]

Menurut Istilah
Jin menurut istilah adalah sebagaiman yang dijelaskan dalam dalil-dalil dari Al Qur’an dan hadits menunjukkan, bahwa jin diciptakan dari api (QS. Ar Rahman: 15)
            Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adh Dhahhak berkata, bahwa maksud dari firmn Allah,”Dari nyala api” yaitu dari murni api dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas  “dari bara api” [39]

Shifat dan hakkekat Jin
            Para ulama Tauhid berselisih pendapat mengenai hakekat dari Jin. Diantara mereka ada yang mengatakan, bahwa mereka berubah-ubah hakekatnya. Maka mereka mendefinisikan bahwa jin adalah makhluk yang memiliki badan yang lembut dan bisa berubah  wujud macam-macam, nampak darinya berupa amalan yang menakjubkan manusia, diantara mereka ada yang mukmin dan ada yang kafir. Adapun Syetan, maka ia adalah berasala dari api yang kerjaannya menggiring nafsu untuk berbuat kejahatan dan kerusakan.
            Sedangkan yang lain berkata, bahwa Jin dan Syetan keduanya adalah satu. Mereka berasala dari api, makhluk yang berakal, bisa berubah-ubah wujud yang baik dan yang buruk, mereka sebagaimana anak kturunan Adam as makan dan minum, memiliki keturunan, mendapatkan taklif, diantara mereka ada yang mukmin dan ada yang bermaksiat, adapun Syetan adalah nama untuk yang bermaksiat.[40]
            Adapun mengenai sifat-siafat Jin,[41] diantaranya adalah sebagai berikut;
1.                  Jin adalah makhluk yang berasal dari api, makhluk yang rendah.
خَلَقَ اْلإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ {14} وَخَلَقَ الْجَآنَّ مِن ماَّرِجٍ مِّن نَّارٍ {15}
            Artinya, “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, (*) Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. ar-Rahman (55): 14-15)
al-A’raf (7): 12.
 قَالَ مَامَنَعَكَ أَلاَّتَسْجُدَ إِذْأَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاخَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ {12}
            Artinya, “Allah berfirman:"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu". Menjawab iblis:"Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. 7:12)
            Mereka merasa lebih mulia
2.                  Mereka telah ada sebelum adanya manusia.
            Artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (*) Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS.  al-Hijr (15): 26-27)
            Ar-rih adalah angin yang panas yang mematikan, dinamakan seperti itu karena dapat menembus seluruh badan.
3.                  Mereka berkeluarga dan memiliki keturunan.
            Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا ِلأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلآَّ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً {50}
            Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. al-Kahfi (18): 50)
            Dalam firman-Nya yang lain:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ اْلإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا {6}
            Artinya, “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. 72: 6)

وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلاَ وَلَدًا {3} وَأَنَّا ظَنَنَّآ أَن لَّن تَقُولَ اْلإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللهِ كَذِبًا {5} وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنتُمْ أَن لَّن يَبْعَثَ اللهُ أَحَدًا {7} وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَآءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا {8} وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَن يَسْتَمِعِ اْلأَنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَّصَدًا {9}

dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah. (QS. 72:5) dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, (QS. 72:8) dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (bereita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). (QS. 72:9)
4.                  Mereka dapat melihat manusia sedang manusia yidak dapat melihat mereka.
 يَابَنِي ءَادَمَ لاَيَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَآأَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَآإِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَتَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ {27}
            Artinya, “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. al-A’raf (7): 27)
            Ini adalah pada umumnya, akan tetapi tidak menutup kemungkinan terkadang mereka tampak dengan syarat tertentu.
5.                  Mereka adalah makhluk yang juga berhak menerima ilmu dan pengetahuan, dzat yang memiliki kemauan dan pilihan, mendapat taklif dengan keimanan dan ibadah, dilarang berbuat kufur danm maksiat. Allah
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ {56} مَآأُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآأُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ {57}
            Artinya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56) Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan.” (QS. adz-Dzariyat (51): 57)
: 130,
 يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ ءَايَاتِي وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ {130}
Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini Mereka berkata:"Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS. al-An’am (6):130)
: 88.
 قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنسُ وَالْجِنُّ  عَلَى أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لاَيَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْكَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا {88}
Katakanlah:"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. (QS. al-Israa (17):88)
6.                  Diantara mereka ada yang mukmin dan kafir. Yang kufur diantaranya; para syetan, tentara-tentara syetan yang awal (Iblis), mereka adalah yang pertama kali bermaksiat terhadap perintah Rabb-nya dari kalangan jin, yang pertama kali kufur terhadap nikmat Allah dari kalangan jin. QS. al-Jin (72): 1, 2, 4, 14, 15.
قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا {1} يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَئَامَنَّا بِهِ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدًا {2} وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللهِ شَطَطًا {4} وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا {14} وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا {15}
            Artinya, “Katakanlah (hai Muhammad):"Telah diwahyukan kepadaku bahwasannya: sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur'an yang menakjubkan,” (QS. 72:1) (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Rabb kami, (QS. 72:2) Dan bahwasannya, orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah, (QS. 72:4)Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang darikebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. (QS. 72:14) Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam. (QS. 72:15)    
“Al-qasithun” adalah yang melampaui jalan yang haq.
7.                  Mereka juga dikumpulkan di padang Mahsyar dan dihisab atas segala amalan mereka, diganjar dan diadzab.
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَامَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُم مِّنَ الإِنسِ وَقَالَ أَوْلِيَآؤُهُم مِّنَ اْلإِنسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَآ أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلَتْ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَآ إِلاَّ مَاشَآءَ اللهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ {128}
            Artinya, “Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman):"Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia:"Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman:"Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An’am (6): 128)

إِلاَّمَن رَّحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأَمْلأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ {119}
            Artinya, “kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (Hud (11): 119)
8.                  Memiliki kemampuan yang luar biasa dan keahlian di bidang shana’iyah. Kisah Jin Sulaiman.
إِنَّآ أَخْلَصْنَاهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ {46} وَإِنَّهُمْ عِندَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ اْلأَخْيَارِ {47}
            Aretinya, “Kemudian kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, (*) dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam,” (QS. Shaad (38): 36-37)
9.                  an-Naml (27): 39
قَالَ عِفْرِيتٌ مِّنَ الْجِنِّ أَنَا ءَاتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ {39}
            Artinya, “Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin:"Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya". (QS. 27:39)
dan Saba’ (34): 13. ‘ifriit artinya kuat.
يَعْمَلُونَ لَهُ مَايَشَآءُ مِن مَّحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَّاسِيَّاتٍ اعْمَلُوا ءَالَ دَاوُدَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ {13}
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung, dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada diatas tungku).Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS. 34:13)
10.              Sebelu diutusnya nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, di kalangan mereka ada yang mencuri berita dari mulut para malaikat di langit dan memindahkannya kepada qarin-qarin mereka dari kalangan manusia di bumi.
            Ada riwayat dari Ibnu Abbas Radiyallahu 'anhuma, beliau berkata:
Lihat QS. al-Jin: 8-9.
11.              Mereka makan dan minum sebagaimana manusia, akan tetapi kita tidak tahu bagaimana kaifiyahnya dan apa saja yang mereka makan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam hanya memberikan gambaran beberapa jenis makanan mereka, untuk selainnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang Maha Tahu. Beliau bersabda:
12.              Mereka memiliki kemampuan untuk mengubah wujud dirinya menjadi manusia dan tidak mungkin bisa untuk untuk kita lihat dengan kemauan cara kita.
            Disebutkan dalam al-Muwaththa’ oleh imam Malik bin Anas, dari Abu Saib .....
Beda
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
(( وَخَلَقَ الْجَآنَّ مِن ماَّرِجٍ مِّن نَّارٍ ))
“Dia menciptakan jin dari nyala api.”(Al Hijr (15): 27 dan Ar Rahman (55): 15)

Imam Al Qurthubi berkata,”Para ulama’ berbeda pendapat tentang asal usul jin.” Ismail meriwayatkan dari Al Hasan Al Basri yang berkata,”Jin adalah anak keturunan iblis, sedang manusia adalah anak keturunan Adam. Ada yang kafir dan ada yang mukmin. Mereka mendapat balasan pahala dan siksa. Barangsiapa mukmin maka dia adalah wali Allah dan barangsiapa kafir maka dialah syetan.
Imam Adh Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa jin adalah anak keturunan jin yang pertama. Mereka bukan termasuk syetan, mereka dapat mati dan ada yang kafir serta mukmin.dan syetan yang merupakan anak keturunan iblis yang tidak mati melainkan setelah iblis mati udah ditetapkan bahwa setiap manusia disertai syetan. Sebagaiman hadits dari A’isyah ra yang diriwayatkan oleh imam Muslim.
Abul Wafa bin Uqail (Ali bin Uqail Al Bagdadi, lahir 431, wafat 531 H) dalam Al Funun berkata,“Ada seseorang bertanya tentang jin, ternyata Allah telah memberitahukan bahwa jin itu diciptakan dari api kemudian diberitahukan pula bahwa nyala api neraka akan membakar diri mereka. Lalu bagaimana mungkin api dapat membakar mereka ?, jawabnya, sesungguhnya Allah mengaitkan jin dan syetan kepada api sebagaiman Dia mengaitkan manusia dengan tanah, debu dan tanah liat, maksudnya adalah asal mula manusia dari tanah bukan berati anak-cucu Adam benar-benar dibuat dari tanah yang dibentuk, tapi seakan-akan ia adalah tanah. Begitu pula jin yang asal muasalnya dari api.” (Lihat Lughotul Marjan, Asy Syuyuti)

Wajibnya beriman kepada Jin
Beriman akan adanya jin dan syetan merupakan suatu kewajiban yang harus, bahkan ia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari aqidah seorang mukmin. Sedangkan pengingkaran akan adanya serta tidak membenarkan atanya merupakan sebuah kekafiran yang nyata, yang mengeluarkannya dari Islam. Hal ini disebabkan karena pengingkaran bagi akal, berdusta atas Allah swt--dalam memberikan kabar--, dusta terhadap Rasulullah saw . maka cukuplah seseorang menjadi kafir diakibatkan dia berdusta atas Allah dan Rasul-Nya.[42]

Penyebutan kata jin dalam Al Qur’an
Di dalm Al Qur’an kata jin disebut sebanyak 29 kali; 22 tempat dalam bentuk mufrad (tunggal) yaitu al jin dan 7 tempat dalam bentuk jama’ (plural) yaitu al jaan.[43]

Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
A’isyah ra berkata, Rasulullah saw berabda,”Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disifati kepada kalian (air mani).”(HR Muslim dalam kitab Ad Dala’il dan Ahmad)[44]
عن أبي الدرداء قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:(( خلق الله الجان ثلاثة أصناف صنف حيات و عقارب و خشاش الأرض و صنف كالريح في الهواء وصنف عليهم الحساب والعقاب وخلق الله الإنس ثلاثة أصناف: صنف كالبهائم وصنف أجسادهم أجساد بني آدم وأرواحه أرواح الشياطين وصنف في ظل الله  يوم لا ظل إلا ظله (أخرجه ابن أبي الدنيا في مكائد الشيطان والترمذي في موارد الأصول)
Abu Darda’ berkata,”Rasulullah saw bersabda,”Allah menciptakan jin dalam tiga bentuk; bentuk ular dan kalajengking, bentuk binatang melata di bumi, seperti angin yang ada di udara mereka dihisab dan mendapat iqab. Allah menciptakan manusia dalam tiga bentuk; seperti binatang ternak, bentuk yang jasad mereka adalah jasad ketruruna Adam akan tetapi ruhnya adalah ruh syetan, golongan yang mendapat perlindungan Allah swt pada hari yang tiada perlindungan melainkan perlindungan-Nya.”(HR Ibnu Abi Dunya dalam Maka’idisy Syaithan dan At Tirmidzi dalam Mawaridil Ushul)
عن ثعلبة الخشني قالـ: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((الجن ثلاثة أصناف فصنف له أجنحة يطيرون وصنف حيات وكلاب وصنف يحلون و يظعفون))
Tsa’labah Al Khatsani berkata, Rasulullah saw bersabda,”Jin itu ada tiga macam; mereka yang memilki sayap, bentuk ular dan anjing, yuhallun dan yadzifun.”[45]

Tanda-tanda adanya jin
Diantara tanda-tanda adanya jin adalah
1.      Kesurupan yang hampir terjadi seipa waktu dan tempat sepanjang sejarah.
2.      Jin yang berbicara dengan lisan seseorang yang dimasuki dan diganggunya.
3.      Jin keluar dari manusia yang dia masuki dan dia tunggangi dengan perantaraan azimat yang berbau harum, jiwa yang harum atau dengan lantaran ruh-ru jahat dari manusia yang bersekutu dengan setang dan saling tolong menolong dengannya.
4.      Jin menampakkan dir kepada sebagian manusia dan dia mengajaknya berbicara.
5.      Dosa-dosa yang dilakkan oleh manusia seperti; sodomi, zina, membunuh, minum khamr, kufur, durhaka, bohong mengingkari janji, da sumpah palsu.[46]

Iblis
Menurut Bahasa
Ada yang berpendapat, bahwa kata ini adalah berasal dari bahasa Arab yang diambil dario kata Al Iblaas yakni al baais (yang sengsara).
Ibnul Ambari berkata,”Andaikan ia kata bahaa Arab, tentu bisa untuk ditashrif.”
Iblis menurut bahasa adalah yang terputus dari rahmat Allah, yaitu dikenal dengan sebutan syetan. Bisa juga asal segala makhluk yang berjiwa syetan yang diciptakan dari api.

Menurut Istilah

            Iblis adalah bapak jin sebagaimana Adam as adalah bapak semua manusia.[47]
   Iblis adalah keturunan jin dan bukan moyang jin. Adapun moyang jin adalah Jaan.
- Asy Syibli dalam Ahkamul Marjan, menyebutkan bahwa namanya (nama moyang jin) adalah sumia.
-    As Syuyuthi dalam Luqathul Marjan meriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Ketika Allah menyiptakan Samum yaitu moyang jin yang diciptakan dari api yang menyala-nyala, Allah ta`ala berfirman,“Sampaikan kepadaku harapanmu, maka samum menjawab: Aku berharap agar bisa melihat (makhluk lain) tetapi tidak bisa dilihat dan agar kami dapat ghoib di angkasa tidak mati, terlebih dahulu jin-jin tua kami sebelum dia menjadi muda (ini yang sejauh dia ketahui)”.[48]
-    Iblis adalah moyang syetan. Syetan adalah jin tapi tidak setiap jin adalah syetan.
-    Iblis kawin dengan jin perempuan yang menjadi pengikutnya, lalu mereka dianugerahi keturunan. Keturunan dari iblis inilah yang kemudian disebut syetan. Allah berfirman:
(( وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا ِلأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلآَّ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً )){50}
            Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.”(QS. Al Kahfi : 50)
Iblis adalah kepala syetan ( Al Qamush Al Fiqh Lughatan wa Isthilahan oleh Sa’ad Abu Habib) yaitu yang menyombongkan diri (durhaka) dan bentuk jama’nya adalah abaaliis atau abaalisah. Menurut mayoritas ulama’, iblis adalah suatu nama yang asing karena tidak dapat ditshrif. Hal ini disebabkan kata ini asalnya bukan Arab dan termauk kategori nama alam. (Al Qamus Al Islami, Ahmad Atrhiyatullah)

Penyebutan kata iblis dalama Al Qur’an
Dalam Al Qur’an kataiblis disebutkan dalam 11 tempat,[49] mayoritasnya menceritakan tentang kisah Adam dan keengganan iblis untuk bersujud yang dikarenakan Adam diciptakan dari tanah. Ayat-ayat tersebut adalah:
QS. Al Baqaroh: 34
 (( وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ )){34}
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. 2:34)
QS. Al A’raf: 11
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلآإِبْلِيسَ لَمْ يَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat:"Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. (QS. 7:11)
QS. Al Hijr: 31 dan 32
إِلآإِبْلِيسَ أَبَى أَن يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ {31} قَالَ يَآإِبْلِيسُ مَالَكَ أَلاَّتَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ {32}
Artinya: “kecuali iblis.Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. (QS. 15:31) Allah berfirman:"Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu" (QS. 15:32)
QS. Al Isra’: 61
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلآإِبْلِيسَ قَالَ ءَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا {61}
Artinya: “Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada malaikat:"Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata:"Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah" (QS. 17:61)
QS. Al Kahfi: 50
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا ِلأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلآَّ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً {50}
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. 18:50)
QS. Thaha: 116
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلآ إِبْلِيسَ أَبَى {116}
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.” (QS. 20:116)

QS. Asy Su’ara’: 95
وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ {95}
Artinya: “ Dan bala tentara iblis semuanya.” (QS. 26:95)
QS. Saba’: 20
وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوهُ إِلاَّفَرِيقًا مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ {20}
Artinya: “Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. (QS. 34:20)
QS. Shaad: 74, 75
إِلآإِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ {74} قَالَ يَآإِبْلِيسُ مَامَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَ {75}
Artinya: “Kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (QS. 38:74) Allah berfirman:"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (QS. 38:75)
Iblis Hidup Abadi
            Allah I menciptakan Iblis untuk hidup abadi mengandung banyak hikmah, namun yang sebenarnya hanya Dia-lah yang mengetahuinya. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah,[50] menyebutkan beberapa hikmah diciptakannya iblis untuk hidup abadi, diantaranya:
1.      Sebagai batu ujian manusia
      Allah I menjadikan Iblis sebagai batu penguji untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta mengetahui siapa pengikut dan musuhnya.
2.      Sebagai balasan amal kebajikannya
      Manakala kemurahan hati dan kebijaksanaan Allah I telah memutuskan iblis tidak punya bagian sedikitpun di Akhirat, sementara dia pernah melakukan ketaatan dan peribadatan, maka Dia tetap memberinya balasan di dunia berupa kesempatan hidup abadi sampai akhir zaman.
3.      Abadi supaya dosanya bertambah
      Keabadian iblis sampai datangnya hari Kiamat bukanlah suatu kehormatan dan keistimewaan baginya. Karena kalau saja ia segera mati, tentu terlalu enak buatnya, terlalu ringan dosanya dan terlalu sedikit kejahatannya. Namun tatkala dosanya semakin tebal dan menumpuk dengan terus berbuat kemaksiatan terhadap Allah I , maka balasan dosanya pun semakin besar dan berat setimpal dengan dosa yang diperbuatnya.
4.      Abadi supanya memimpin para pendosa
      Diantara hikmah diciptakannya iblis abadi, adalah tampak pada bantahannya kepada Allah I , “Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil”. (QS. Al-Israa (17): 62)



Syetan
Menurut Bahasa Hikmah
Ada dua pendapat;
  1. Berasal dari kata syathana, artinya menjauh dari kebenaran/ rahmat Allah
  2.  Kebalikan yang satu, beraal dari kata syathana yang artinya bathil atau terbakar.[51]

QS. Al A’raf: 27

يَابَنِي ءَادَمَ لاَيَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَآأَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَآإِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَتَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ {27}
Artinya: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. 7:27)

Menurut Istilah
Syetan menurut para pengkaji nash adalah jin yang jahat, Allah menciptakan dari asap api, ia berbutmaksiat dan kufur erta menyombongkan diri terhadap penciptanya. Lalu selalu berusaha memperdayai mabnusia untuk mengelabui, menyesatkan dan meruak kehidupannya.
Menurut pengakaji moral kata syetan adalah yang cenderung kepada keburukan yaitu roh jahat yang merusak dan menyesatkan.[52]
      Syetan adalah dapat diketahui setiap orang yang sombong lagi membangkang dari manusia, jin dan binatang melata. Syetan selalu disebut berarti kekufuran dan keburukan.[53]
            Ibnu Taimiyah berkata,”Syetan adalah cikal bakal jin, sebagaimana Adam adalah cikal bakal manusia.”[54]

Kata Asy Syaithan dalam Al Qur’an
Lafadz syaithan yang jama’nya adalah syayathin disebutkan pada 88 tempat di dalam Al Qur’an. Kata syetan sering kali diikuti kata ar-rajim ( yang terkutuk), al-marid (yang sangat ajahat) atau al-maarid (yang sanagt durhaka) dan dikaitkan sifat kekufuran, kemaksiatn, permusuhan terhadap manusia.
Syetan: iblis.
QS. Al Baqarah: 268.
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَآءِ وَاللهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلاً وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمُُ {268}
Artinya: “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:268)

QS. Al Baqarah:14

Setiap yang durhaka ( manusia, jin atau binatang).
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْإِلىَ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَ {14}
Artinya: “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:"Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan:"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.”(QS. 2:14)
Maksudnya jika berjumpa dengan teman-teman mereka dari golongan manusia atau jin.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينُُ {208}
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. 2:208)

QS. Al A’raf: 20 dan 201

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَاوُرِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَانَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةَ إِلآأَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ {20}
            Artinya: “Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:"Rabb kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).”(QS. 7:20)
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ {201}
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. 7:201)
QS. Al An’am: 121.
وَلاَتَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ {121}
Artinya: “Dan janganlah kamu mamakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu;dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (QS. 6:121)
QS. Al Mujadilah: 10
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلاَّبِإِذْنِ اللهِ وَعَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ {10}
Artinya: “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicarana itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.” (QS. 58:10)
           
Berlindung Kepada Allah I dari gangguan Syetan
            Berlindung kepada Allah I dan mendekatkan diri kepada-Nya adalah sebaik-baik cara berlindung dari godaan setan. Sesungguhnya Allah-lah yang menguasai setan dan tatkala Dia telah menyelamatkan hamba-Nya, maka entah kapan setan akan bisa mendekatinya.
            Allah I berfirman,Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (*) Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raaf (7): 199-200)
            Allah I telah memerintahkan Rasul-Nya untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari bisikan-bisikan setan dan kehadirannya, sebagaimana dalam firman-Nya, “Dan katakanlah". Ya Rabbku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.(*) Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Rabbku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (QS. Al-Mukminun (23): 97-98)
            Rasulullah e banyak memohon perlindungan kepada Allah I dari gangguan setan, misalnya setelah membaca doa iftitah dalam shalat, beliau membaca: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha melihat dari setan yang terkutuk, dari cekikannya, kesombongannya dan dari syair cintanya.”
            Beberapa contoh lain bacaan isti’adzh yang sering dilakukan oleh Rasulullah e , diantaranya adalah:[55]