Jumat, 03 Februari 2012

MAKNA DARI SYAHADAT YANG SUDAH ENGKAU UCAPKAN...


PENDAHULUAN

Seharusnya, ketika kita akan memahami arti syahadat, lalu kita sama-sama menjadikan syahadat sebagai titik awal perubahan. Awal perubahan ke arah kebaikan.

Pada masa Rasulullah, di kota Mekah, kehancuran moral terjadi begitu luar biasa. Kehancuran moral mengalami perubahan ketika Islam mulai didakwahkan. Apakah terjadi perubahan yang langsung dan drastis ? Tentu saja tidak.

Bertahap. Sahabat nabi, sampai pada periode Madinah, beberapa diantara mereka masih meminum minuman keras. Tapi yang luar biasa, ketika datang ayat larangan meminum khamar, hari itu juga habis, tidak ada yang meminum khamar lagi. Begitu juga para sahabat perempuan di masa nabi yang tidak mengenakan penutup kepala. Tapi ketika ayat tentang menutup aurat itu turun, hari itu juga, tak ada yang melanggar.

Coba bandingkan dengan kondisi masyarakat kita sekarang. Ayat tentang khamar dan menutup aurat itu sudah turun lebih dari 1.400 tahun yang lalu, tapi masih banyak muslim yang minum khamar dan masih banyak muslimah yang membuka penutup auratnya (belum menutup auratnya). Mengapa demikian ? Karena ketaatan dan kepatuhan kita kepada Allah sangat rendah. Pemahaman syahadatnya rendah dan lemah. Jika demikian, bagaimana syahadat menjadi titik tolak perubahan ?

Pemahaman makna syahadat, semoga mampu mengantar kita pada perubahan yang menuju pada kebaikan. Perbaikan akidah yang mampu menyelamatkan kita dari kerusakan di dunia maupun di akhirat kelak. Apapun kerusakannya, yang pertama kali harus diperbaiki adalah kualitas tauhid seorang manusia.







MAKNA SYAHADAT
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga mereka. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup mereka. Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan mereka.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
Syahadat merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Syahadat juga biasa disebut dengan Syahadatain, yang dalam bahasa Arab berarti dua kalimat syahadat. Penggunaan kata Syahadatain ini juga tentunya berdasarkan isi dari Syahadat itu sendiri yang terdiri atas dua kalimat, yaitu:
  • Kalimat pertama :
Syahadat1.gif
Asyhadu An-Laa Ilaaha Illallaah
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
  • Kalimat kedua :
Syahadat2.gif

wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullâh
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
MAKNA SYAHADAT
Kalimat pertama menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim wajib untuk hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Ilah. Dengan mengikrarkan kalimat syahadat yang pertama ini, maka seorang muslim wajib menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan, harapan, dan sesembahan. Mereka telah wajib untuk menjalankan segala bentuk peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt, yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.
Kalimat kedua merupakan bentuk pengakuan seseorang bahwa Nabi Muhammad saw adalah Rasul yang diutus oleh Allah , dan yang menyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada umat manusia. Dengan mengikrarkan kalimat Syahadat yang kedua ini, berarti orang tersebut telah meyakini sepenuhnya kepada Allah swt, dan telah wajib pula baginya untuk meyakini bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah ajaran yang bersifat Robbaniyah, yang berasal dari Allah swt. Meyakini dan menjalankan sunnah-sunnah yang telah diajarkan Rasulullah saw, dan tidak meragukan akan kerasulannya, serta meyakini bahwa Nabi Muhammad saw adalah penutup para Nabi, tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad saw.
KANDUNGAN KALIMAT SYAHADAT
Syahadat adalah serangkaian ikrar yang terdapat di dalam ajaran islam, yang tentunya terdapat konsekuensi yang harus diterima dan dilaksanakan. Ketika seseorang telah mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka ada kewajiban-kewajiban yang harus ia tunaikan yang berupa perintah dan larangan. Untuk memahami semua itu, hendaknya sesorang mengetahui kandungan yang terdapat dalam dua kalimat Syahadat tersebut. Pada dasarnya, dua kalimat Syahadat memiliki kandungan sebagai berikut:
  • Ikrar
Ikrar yaitu suatu pernyataan tegas seorang muslim mengenai apa yang diyakininya. Ketika kita mengucapkan kalimat syahadat, maka kita memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang kita ikrarkan itu. Jadi ikrar dalam dua kalimat Syahadat bukanlah sebatas dilisan saja, melainkan ada konsekuensi yang harus ia terima dan laksanakan.
  • Sumpah
Makna lain dari Syahadat adalah sumpah. Dalam hal apapun, sumpah bukanlah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai permainan belaka atau dianggap sebagai suatu hal yang remeh. Demikian pula halnya ketika seseorang telah bersumpah dengan dua kalimat Syahadat. Jika seseorang telah bersumpah, maka dia bersedia menerima akibat dan resiko apapun untuk menjaga dan menjalankan sumpah tersebut. Dengan kata lain, seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat Syahadat berarti ia telah siap untuk turut bertanggung jawab dalam rangka tegaknya agama Allah, yaitu islam.
  • Janji
Syahadat juga bermakna janji. Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap muslim adalah orang-orang yang telah berjanji setia kepada Allah dan Rasulullah Muhammad saw untuk menjalankan semua perintah dan menjauhi segala bentuk larangan yang terdapat di dalam Al Quran maupun As Sunnah.
SYARAT-SYARAT SYAHADAT
Satu hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam masalah Syahadat ini adalah Syarat Syahadat. Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah. Agar Syahadat seseorang dapat menjadi sempurna dan diterima oleh Allah swt, maka syahadat tersebut harus memenuhi ketujuh persyaratan berikut:
  • Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya. Tidak sempurna atau bahkan mungkin tidak akan diterima Syahadat seseorang jika ia tidak memiliki pengetahuan mengenai Syahadat tersebut. Karena, orang yang tidak memiliki pengetahuan mengenai Syahadat tidak akan mengetahui dan tidak akan dapat melaksanakan apa-apa saja yang menjadi tuntutan atau konsekuensi atas Syahadat yang telah ia ucapkan. Dengan kata lain, orang yang bersyahadat juga harus berada dalam keadaan sehat akal dan dalam keadaan sadar.
  • Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut. Karena, Syahadat merupakan satu bentuk pengakuan terhadap Allah dan Rasulullah saw. Jika ia ragu akan makna dari Syahadat  tersebut, berarti ia juga telah ragu kepada Allah dan Rasulullah saw, maka batallah Syahadatnya.
  • Keikhlasan
Syarat lain yang harus terdapat dalam Syahadat seseorang adalah adanya rasa ikhlas. Harus sepenuhnya secara ikhlas untuk meyakini ikrar tersebut. Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah SWT.
  • Kejujuran
Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan. Ketiga unsur tersebut harus saling mendukung dengan kuat.
  • Kecintaan
Maksudnya adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman. Cinta disini bukanlah sebatas menghamba saja, tetapi juga harus terdapat  unsur amarah di dalamnya. Tentunya amarah ini tidak ditujukan kepada Allah atau Rasulullah saw maupun ajarannya, melainkan ditujukan kepada segala sesuatu yang bertentangan dengan makna Syahadat.
  • Penerimaan
Yaitu menerima dengan segenap hati terhadap segala hal yang telah menjadi ketetapan Allah dan Rasulullah saw, tanpa ada pembangkangan sedikitpun. Dan sebagai konsekuensinya akan berbentuk sebagai ketakwaan kepada Allah swt. Menjadikan Al Quran dan As Sunnah sebagai satu-satunya hukum dan pedoman hidup.
  • Ketundukan
Yang dimaksud dengan ketundukan di sini adalah tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah dan Rasul-Nya secara lahiriyah. Dengan kata lain, setiap manusia yang telah mengucapkan dua kalimat Syahadat wajib baginya untuk mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya tanpa terkecuali. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik. Dengan demikian, maka sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk senantiasa mengamalkan perintah dan menjauhi larangan Allah dan Rasulullah saw dalam segala aspek kehidupan.

URGENSI SYAHADAT
  • Pintu gerbang masuk Islam
Pada dasarnya, Syahadat adalah pintu gerbang untuk memasuki islam. Artinya adalah dengan mengucapkan Syahadat saja seseorang sudah dikategorikan sebagai seseorang muslim. Hal ini juga mengandung pengertian bahwa seseorang yang belum mengucapkan Syahadat, belum dapat dikatakan sebagai seorang muslim, sebaik apapun perangai orang tersebut. Semua ini, karena pada dasarnya Syahadat merupakan satu bentuk sekat kuat yang akan memisahkan seseorang dengan kekafiran dan menuju kepada keimanan, sebagaimana makna dari Syahadat itu sendiri yang merupakan bentuk pengkuan bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang ditugaskan untuk membimbing umat manusia.
  • Inti ajaran Islam
Konsep ajaran Syahadat Yaitu merealisasikan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah, baik ibadah yang dilakukan secara personal maupun berjamaah. Mengajarkan agar segala sesuatu yang dilakukan adalah diniatkan untuk beribadah kepada Allah swt.
Kemudian, konsep yang kedua adalah mewajibkan umat islam untuk melakukan segala bentuk ibadah dengan tata cara yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
  • Dasar perubahan total pribadi dan masyarakat
Syahadat merupakan titik tolak perubahan seseorang maupun masyarakat secara menyeluruh, yang bermuara dari dalam hati yang telah tersentuh dan terikat dalam makna Syahadat.
Seseorang yang telah bersyahadat, akan senantiasa memperjuangkan perubahan dalam dirinya untuk tetap berkomitmen kepada makna Syahadat tersebut untuk menuju kehidupan yang Robbani.
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. 13 : 11)
  • Diajarkan tauhid
Hal ini sebagaimana tertuang dalam arti dari Syahadat itu sendiri, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah”. Maknanya adalah satu bentuk pengakuan secara tegas terhadap ke-esa-an Allah dan Rasulullah yang merupakan utusan Allah yang diturunkan untuk membimbing umat manusia untuk menuju jalan yang lurus, yaitu islam yang mengajarkan ketauhidan.
  • Hakikat dakwah Rasul
Karena, pada dasarnya dakwah Rasulullah saw adalah untuk mengarahkan  manusia kepada mentauhidkan Allah swt melalui segala bentuk ibadah jasmani dan rohani yang direalisasikan sesuai dengan metode Rasulullah saw.
  • Keutamaan yang besar
“Dari Ubadah bin al-Shamit, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah akan mengharamkam neraka baginya”. (HR. Muslim)
YANG MEMBATALKAN SYAHADAT
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan Syahadat seseorang yang telah diikrarkan kepada Allah swt. Inilah yang harus kita hindari sebaik mungkin agar kita tetap berada dalam naungan Syahadat, dalam naungan Allah dan Rasulullah saw. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat membatalkan Syahadat seseorang kepada Allah:
  • Bekerja untuk selain Allah
  • Memberikan kepada selain Allah (melakukan sesuatu dan meninggalkan sesuatu bukan karena Allah)
  • Memberikan ketaatan kepada selain Allah
  • Berhukum kepada selain Allah
  • Benci dan lari meninggalkan keyakinan terhadap keesaan Allah
  • Tidak mengenal Allah dengan cara yang benar, tidak bersumber pada AlQu’an dan sunnah
  • Mengimani sebagian ajaran islam dan mengkufuri sebagian yang lain
  • Berjampi/meru’yah tidak sesuai dengan AlQur’an dan sunnah
  • Berhubungan dengan jin (secara langsung)
  • Meminta tolong kepada yang berhubungan dengan jin
  • Meramal nasib
  • Menghadiri majelis dukun dan paranormal
  • Meminta berkah kepada kuburan
  • Meminta tolong kepada orang yang telah meninggal
  • Bersumpah kepada selain Allah
  • Merasa sial karena melihat/mendengar sesuatu
Syahadat merupakan hal yang penting dan utama bagi seorang manusia, khususnya umat muslim. Karena dengan Syahadat inilah, orientasi hidup seseorang akan berubah menjadi jauh lebih baik. Pemahaman dan pelaksaan tuntutan Syahadat akan merubah segala bentuk tujuan seseorang yang bersifat duniawi menjadi ukhrowi, atau lebih mengarah kepada tujuan akhirat. Kitapun tentunya telah mengetahui sejarah dakwah Rasulullah saw, yang dengan kalimat Syahadat ini beliau telah berhasil merubah kehidupan jahiliyah mayarakat Arab menjadi kehidupan yang islami.
Merujuk pada makna, kandungan, urgensi, dan hal-hal yang membatalkan Syahadat di atas, maka seyogyanya seorang muslim untuk berkomitmen kepada Syahadat yang telah diikrarkannya. Salah satu ciri seseorang yang telah benar-benar berkomitmen kepada Syahadat adalah adanya perubahan mendasar di dalam jiwanya, yang juga tercermin dalam lahiriahnya. Karena, pada dasarnya Syahadat adalah akar yang palling dasar dari kondisi kehidupan seseorang atau masyarakat yang terdapat di dalam lubuk hati terdalam. Oleh karena itu, ketika Syahadat telah diikrarkan dan hidup dalam hati seseorang, maka mau tidak mau hatinya pun akan berubah. Dan ketika hati telah berubah untuk cenderung kepada Syahadat, maka seluruh gerak-gerik hati, tingkah laku seluruh anggota tubuh, pola pikir, sifat jasmani dan rohani, semua itu akan mengalami perubahan pula. Seluruh aktivitas jasmani maupun rohani akan lebih mengarah dan berpedoman kepada Syahadat, yaitu hukum Allah dan Rasulullah saw.
Syahadat merupakan bentuk pembebasan diri seseorang dari segala kemaksiatan dan pembangkangan kepada hukum Allah dan Rasulullah saw. Itulah sebabnya mengapa seorang muslim seharusnya menjadi seorang manusia yang tidak lagi melakukan pelanggaran dan pembangkangan kepada Allah dan Rulullah saw. Tidak patut dan tidak dibenarkan bagi seseorang yang telah mengikrarkan Syahadat untuk memilah hukum dan ketetapan Allah dan Rasulullah saw. Seyogyanya seorang muslim mampu untuk berlepas diri dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna Syahadat dan dari segala sesuatu yang dapat membatalkan syahadat[1].



[1] http://cahyaislam.wordpress.com/category/aqidah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar