PENDAHULUAN
Seharusnya, ketika kita akan
memahami arti syahadat, lalu kita sama-sama menjadikan syahadat sebagai titik
awal perubahan. Awal perubahan ke arah kebaikan.
Pada masa Rasulullah, di kota Mekah, kehancuran moral terjadi begitu luar biasa. Kehancuran moral mengalami perubahan ketika Islam mulai didakwahkan. Apakah terjadi perubahan yang langsung dan drastis ? Tentu saja tidak.
Bertahap. Sahabat nabi, sampai pada periode Madinah, beberapa diantara mereka masih meminum minuman keras. Tapi yang luar biasa, ketika datang ayat larangan meminum khamar, hari itu juga habis, tidak ada yang meminum khamar lagi. Begitu juga para sahabat perempuan di masa nabi yang tidak mengenakan penutup kepala. Tapi ketika ayat tentang menutup aurat itu turun, hari itu juga, tak ada yang melanggar.
Coba bandingkan dengan kondisi masyarakat kita sekarang. Ayat tentang khamar dan menutup aurat itu sudah turun lebih dari 1.400 tahun yang lalu, tapi masih banyak muslim yang minum khamar dan masih banyak muslimah yang membuka penutup auratnya (belum menutup auratnya). Mengapa demikian ? Karena ketaatan dan kepatuhan kita kepada Allah sangat rendah. Pemahaman syahadatnya rendah dan lemah. Jika demikian, bagaimana syahadat menjadi titik tolak perubahan ?
Pemahaman makna syahadat, semoga mampu mengantar kita pada perubahan yang menuju pada kebaikan. Perbaikan akidah yang mampu menyelamatkan kita dari kerusakan di dunia maupun di akhirat kelak. Apapun kerusakannya, yang pertama kali harus diperbaiki adalah kualitas tauhid seorang manusia.
Pada masa Rasulullah, di kota Mekah, kehancuran moral terjadi begitu luar biasa. Kehancuran moral mengalami perubahan ketika Islam mulai didakwahkan. Apakah terjadi perubahan yang langsung dan drastis ? Tentu saja tidak.
Bertahap. Sahabat nabi, sampai pada periode Madinah, beberapa diantara mereka masih meminum minuman keras. Tapi yang luar biasa, ketika datang ayat larangan meminum khamar, hari itu juga habis, tidak ada yang meminum khamar lagi. Begitu juga para sahabat perempuan di masa nabi yang tidak mengenakan penutup kepala. Tapi ketika ayat tentang menutup aurat itu turun, hari itu juga, tak ada yang melanggar.
Coba bandingkan dengan kondisi masyarakat kita sekarang. Ayat tentang khamar dan menutup aurat itu sudah turun lebih dari 1.400 tahun yang lalu, tapi masih banyak muslim yang minum khamar dan masih banyak muslimah yang membuka penutup auratnya (belum menutup auratnya). Mengapa demikian ? Karena ketaatan dan kepatuhan kita kepada Allah sangat rendah. Pemahaman syahadatnya rendah dan lemah. Jika demikian, bagaimana syahadat menjadi titik tolak perubahan ?
Pemahaman makna syahadat, semoga mampu mengantar kita pada perubahan yang menuju pada kebaikan. Perbaikan akidah yang mampu menyelamatkan kita dari kerusakan di dunia maupun di akhirat kelak. Apapun kerusakannya, yang pertama kali harus diperbaiki adalah kualitas tauhid seorang manusia.
MAKNA SYAHADAT
Bagi umat Islam, kata Syahadat
bukanlah kata yang asing lagi di telinga mereka. Syahadat adalah seperti nafas
yang senantiasa menemani hidup mereka. Syahadat adalah salah satu syarat utama
keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan
mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan mereka.
Syahadat adalah sebuah perkara vital
dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat
jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati.
Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang.
Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat
islam.
Syahadat merupakan asas dan dasar
bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh
ajaran Islam. Syahadat juga biasa disebut dengan Syahadatain, yang dalam bahasa
Arab berarti dua kalimat syahadat. Penggunaan kata Syahadatain ini juga
tentunya berdasarkan isi dari Syahadat itu sendiri yang terdiri atas dua
kalimat, yaitu:
- Kalimat pertama :
Asyhadu An-Laa Ilaaha Illallaah
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada
Ilah selain Allah
- Kalimat kedua :
wa Asyhadu Anna Muhammadar
Rasuulullâh
artinya: dan saya bersaksi bahwa
Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.
Di dalam agama islam, kedua kalimat
Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara
menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja.
Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui
Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat
memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka
haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
MAKNA
SYAHADAT
Kalimat pertama menunjukkan
pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim wajib untuk hanya mempercayai Allâh
sebagai satu-satunya Ilah. Dengan mengikrarkan kalimat syahadat yang pertama
ini, maka seorang muslim wajib menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan,
harapan, dan sesembahan. Mereka telah wajib untuk menjalankan segala bentuk
peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt, yaitu menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.
Kalimat kedua merupakan bentuk
pengakuan seseorang bahwa Nabi Muhammad saw adalah Rasul yang diutus oleh Allah
, dan yang menyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada umat manusia. Dengan
mengikrarkan kalimat Syahadat yang kedua ini, berarti orang tersebut telah
meyakini sepenuhnya kepada Allah swt, dan telah wajib pula baginya untuk
meyakini bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah ajaran yang
bersifat Robbaniyah, yang berasal dari Allah swt. Meyakini dan menjalankan
sunnah-sunnah yang telah diajarkan Rasulullah saw, dan tidak meragukan akan
kerasulannya, serta meyakini bahwa Nabi Muhammad saw adalah penutup para Nabi,
tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad saw.
KANDUNGAN
KALIMAT SYAHADAT
Syahadat adalah serangkaian ikrar
yang terdapat di dalam ajaran islam, yang tentunya terdapat konsekuensi yang
harus diterima dan dilaksanakan. Ketika seseorang telah mengucapkan dua kalimat
Syahadat, maka ada kewajiban-kewajiban yang harus ia tunaikan yang berupa
perintah dan larangan. Untuk memahami semua itu, hendaknya sesorang mengetahui
kandungan yang terdapat dalam dua kalimat Syahadat tersebut. Pada dasarnya, dua
kalimat Syahadat memiliki kandungan sebagai berikut:
- Ikrar
Ikrar yaitu suatu pernyataan tegas
seorang muslim mengenai apa yang diyakininya. Ketika kita mengucapkan kalimat
syahadat, maka kita memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa
yang kita ikrarkan itu. Jadi ikrar dalam dua kalimat Syahadat bukanlah sebatas
dilisan saja, melainkan ada konsekuensi yang harus ia terima dan laksanakan.
- Sumpah
Makna lain dari Syahadat adalah
sumpah. Dalam hal apapun, sumpah bukanlah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai
permainan belaka atau dianggap sebagai suatu hal yang remeh. Demikian pula halnya
ketika seseorang telah bersumpah dengan dua kalimat Syahadat. Jika seseorang
telah bersumpah, maka dia bersedia menerima akibat dan resiko apapun untuk
menjaga dan menjalankan sumpah tersebut. Dengan kata lain, seseorang yang telah
mengucapkan dua kalimat Syahadat berarti ia telah siap untuk turut bertanggung
jawab dalam rangka tegaknya agama Allah, yaitu islam.
- Janji
Syahadat juga bermakna janji. Hal
ini mengandung pengertian bahwa setiap muslim adalah orang-orang yang telah
berjanji setia kepada Allah dan Rasulullah Muhammad saw untuk menjalankan semua
perintah dan menjauhi segala bentuk larangan yang terdapat di dalam Al Quran
maupun As Sunnah.
SYARAT-SYARAT
SYAHADAT
Satu hal penting yang tidak boleh
dilupakan dalam masalah Syahadat ini adalah Syarat Syahadat. Syarat syahadat
adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak
sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi
syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah. Agar Syahadat
seseorang dapat menjadi sempurna dan diterima oleh Allah swt, maka syahadat
tersebut harus memenuhi ketujuh persyaratan berikut:
- Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus
memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua
kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
Tidak sempurna atau bahkan mungkin tidak akan diterima Syahadat seseorang jika
ia tidak memiliki pengetahuan mengenai Syahadat tersebut. Karena, orang yang
tidak memiliki pengetahuan mengenai Syahadat tidak akan mengetahui dan tidak
akan dapat melaksanakan apa-apa saja yang menjadi tuntutan atau konsekuensi
atas Syahadat yang telah ia ucapkan. Dengan kata lain, orang yang bersyahadat
juga harus berada dalam keadaan sehat akal dan dalam keadaan sadar.
- Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti
mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan
terhadap makna tersebut. Karena, Syahadat merupakan satu bentuk pengakuan
terhadap Allah dan Rasulullah saw. Jika ia ragu akan makna dari Syahadat
tersebut, berarti ia juga telah ragu kepada Allah dan Rasulullah saw, maka
batallah Syahadatnya.
- Keikhlasan
Syarat lain yang harus terdapat
dalam Syahadat seseorang adalah adanya rasa ikhlas. Harus sepenuhnya secara
ikhlas untuk meyakini ikrar tersebut. Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala
sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur
dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah SWT.
- Kejujuran
Kejujuran adalah kesesuaian antara
ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan,
diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan. Ketiga unsur
tersebut harus saling mendukung dengan kuat.
- Kecintaan
Maksudnya adalah mencintai Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman. Cinta disini bukanlah sebatas
menghamba saja, tetapi juga harus terdapat unsur amarah di dalamnya.
Tentunya amarah ini tidak ditujukan kepada Allah atau Rasulullah saw maupun
ajarannya, melainkan ditujukan kepada segala sesuatu yang bertentangan dengan
makna Syahadat.
- Penerimaan
Yaitu menerima dengan segenap hati
terhadap segala hal yang telah menjadi ketetapan Allah dan Rasulullah saw,
tanpa ada pembangkangan sedikitpun. Dan sebagai konsekuensinya akan berbentuk sebagai
ketakwaan kepada Allah swt. Menjadikan Al Quran dan As Sunnah sebagai
satu-satunya hukum dan pedoman hidup.
- Ketundukan
Yang dimaksud dengan ketundukan di
sini adalah tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah dan Rasul-Nya secara
lahiriyah. Dengan kata lain, setiap manusia yang telah mengucapkan dua kalimat
Syahadat wajib baginya untuk mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan
semua larangan-Nya tanpa terkecuali. Perbedaan antara penerimaan dengan
ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan
dilakukan dengan fisik. Dengan demikian, maka sudah sepatutnya bagi seorang
muslim untuk senantiasa mengamalkan perintah dan menjauhi larangan Allah dan
Rasulullah saw dalam segala aspek kehidupan.
URGENSI
SYAHADAT
- Pintu gerbang masuk Islam
Pada dasarnya, Syahadat adalah pintu
gerbang untuk memasuki islam. Artinya adalah dengan mengucapkan Syahadat saja
seseorang sudah dikategorikan sebagai seseorang muslim. Hal ini juga mengandung
pengertian bahwa seseorang yang belum mengucapkan Syahadat, belum dapat
dikatakan sebagai seorang muslim, sebaik apapun perangai orang tersebut. Semua
ini, karena pada dasarnya Syahadat merupakan satu bentuk sekat kuat yang akan
memisahkan seseorang dengan kekafiran dan menuju kepada keimanan, sebagaimana
makna dari Syahadat itu sendiri yang merupakan bentuk pengkuan bahwa Allah
adalah satu-satunya Ilah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang ditugaskan
untuk membimbing umat manusia.
- Inti ajaran Islam
Konsep ajaran Syahadat Yaitu
merealisasikan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah, baik ibadah yang
dilakukan secara personal maupun berjamaah. Mengajarkan agar segala sesuatu
yang dilakukan adalah diniatkan untuk beribadah kepada Allah swt.
Kemudian, konsep yang kedua adalah mewajibkan umat islam untuk melakukan segala bentuk ibadah dengan tata cara yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Kemudian, konsep yang kedua adalah mewajibkan umat islam untuk melakukan segala bentuk ibadah dengan tata cara yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
- Dasar perubahan total pribadi dan masyarakat
Syahadat merupakan titik tolak
perubahan seseorang maupun masyarakat secara menyeluruh, yang bermuara dari
dalam hati yang telah tersentuh dan terikat dalam makna Syahadat.
Seseorang yang telah bersyahadat,
akan senantiasa memperjuangkan perubahan dalam dirinya untuk tetap berkomitmen
kepada makna Syahadat tersebut untuk menuju kehidupan yang Robbani.
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat
yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia.” (QS. 13 : 11)
- Diajarkan tauhid
Hal ini sebagaimana tertuang dalam
arti dari Syahadat itu sendiri, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah”. Maknanya adalah
satu bentuk pengakuan secara tegas terhadap ke-esa-an Allah dan Rasulullah yang
merupakan utusan Allah yang diturunkan untuk membimbing umat manusia untuk
menuju jalan yang lurus, yaitu islam yang mengajarkan ketauhidan.
- Hakikat dakwah Rasul
Karena, pada dasarnya dakwah
Rasulullah saw adalah untuk mengarahkan manusia kepada mentauhidkan Allah
swt melalui segala bentuk ibadah jasmani dan rohani yang direalisasikan sesuai
dengan metode Rasulullah saw.
- Keutamaan yang besar
“Dari Ubadah bin al-Shamit, aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, ‘Barang siapa yang bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya
Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah akan mengharamkam neraka baginya”.
(HR. Muslim)
YANG
MEMBATALKAN SYAHADAT
Ada beberapa hal yang dapat
membatalkan Syahadat seseorang yang telah diikrarkan kepada Allah swt. Inilah yang
harus kita hindari sebaik mungkin agar kita tetap berada dalam naungan
Syahadat, dalam naungan Allah dan Rasulullah saw. Berikut ini adalah beberapa
hal yang dapat membatalkan Syahadat seseorang kepada Allah:
- Bekerja untuk selain Allah
- Memberikan kepada selain Allah (melakukan sesuatu dan
meninggalkan sesuatu bukan karena Allah)
- Memberikan ketaatan kepada selain Allah
- Berhukum kepada selain Allah
- Benci dan lari meninggalkan keyakinan terhadap keesaan
Allah
- Tidak mengenal Allah dengan cara yang benar, tidak
bersumber pada AlQu’an dan sunnah
- Mengimani sebagian ajaran islam dan mengkufuri sebagian
yang lain
- Berjampi/meru’yah tidak sesuai dengan AlQur’an dan
sunnah
- Berhubungan dengan jin (secara langsung)
- Meminta tolong kepada yang berhubungan dengan jin
- Meramal nasib
- Menghadiri majelis dukun dan paranormal
- Meminta berkah kepada kuburan
- Meminta tolong kepada orang yang telah meninggal
- Bersumpah kepada selain Allah
- Merasa sial karena melihat/mendengar sesuatu
Syahadat merupakan hal yang penting
dan utama bagi seorang manusia, khususnya umat muslim. Karena dengan Syahadat
inilah, orientasi hidup seseorang akan berubah menjadi jauh lebih baik.
Pemahaman dan pelaksaan tuntutan Syahadat akan merubah segala bentuk tujuan
seseorang yang bersifat duniawi menjadi ukhrowi, atau lebih mengarah kepada
tujuan akhirat. Kitapun tentunya telah mengetahui sejarah dakwah Rasulullah
saw, yang dengan kalimat Syahadat ini beliau telah berhasil merubah kehidupan
jahiliyah mayarakat Arab menjadi kehidupan yang islami.
Merujuk pada makna, kandungan,
urgensi, dan hal-hal yang membatalkan Syahadat di atas, maka seyogyanya seorang
muslim untuk berkomitmen kepada Syahadat yang telah diikrarkannya. Salah satu
ciri seseorang yang telah benar-benar berkomitmen kepada Syahadat adalah adanya
perubahan mendasar di dalam jiwanya, yang juga tercermin dalam lahiriahnya.
Karena, pada dasarnya Syahadat adalah akar yang palling dasar dari kondisi
kehidupan seseorang atau masyarakat yang terdapat di dalam lubuk hati terdalam.
Oleh karena itu, ketika Syahadat telah diikrarkan dan hidup dalam hati
seseorang, maka mau tidak mau hatinya pun akan berubah. Dan ketika hati telah
berubah untuk cenderung kepada Syahadat, maka seluruh gerak-gerik hati, tingkah
laku seluruh anggota tubuh, pola pikir, sifat jasmani dan rohani, semua itu
akan mengalami perubahan pula. Seluruh aktivitas jasmani maupun rohani akan
lebih mengarah dan berpedoman kepada Syahadat, yaitu hukum Allah dan Rasulullah
saw.
Syahadat merupakan bentuk pembebasan
diri seseorang dari segala kemaksiatan dan pembangkangan kepada hukum Allah dan
Rasulullah saw. Itulah sebabnya mengapa seorang muslim seharusnya menjadi
seorang manusia yang tidak lagi melakukan pelanggaran dan pembangkangan kepada
Allah dan Rulullah saw. Tidak patut dan tidak dibenarkan bagi seseorang yang
telah mengikrarkan Syahadat untuk memilah hukum dan ketetapan Allah dan
Rasulullah saw. Seyogyanya seorang muslim mampu untuk berlepas diri dari segala
sesuatu yang bertentangan dengan makna Syahadat dan dari segala sesuatu yang
dapat membatalkan syahadat[1].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar